Definisi Lahan Kering

Definisi Lahan Kering

Kamis, 19 Januari 2023

Pengobatan Tradisional Bapak Yohanes E. Kause

HP. 082 144 452 053

Sang Tabib beserta istri tercinta (Bagian depan) dan personel Pondok Pelayanan Kasih

 

Pada akhir tahun 2020 saya menderita sakit di bagian pipi kanan sebelah dalam. Gejala penyakit ini adalah pipi bagian dalam saya terasa kaku dan terdapat garis putih yang dikelilingi oleh bagian yang berwarna merah yang lama-kelamaan seluruhhnya berwarna merah dan melepuh Ketika terkena makanan atau minuman panas. Awalnya saya mengira itu adalah penyakit mulut yang sama dengan jamur mulut, yang di dunia medis disebut cancidiasis, dan dalam bahasa daerah saya disebut goma.

Karena keengganan ke Rumah Sakit di masa pandemic Covid-19, Sayapun berusaha mengobati sendiri penyakit ini dengan menggosokkan getah tanaman jarak (dalam Bahasa local disebut damar putih). Getah tanaman itu membuat pipi saya semakin kaku. Kadang-kadang kaku sekali, kadang-kadang agak lemas. Saya bergelut dengan penyakit ini sekitar 5 bulan. Akhirnya saya mencoba memeriksakan diri ke dokter dan saya dinyatakan menderita penyakit yang disebut oral lichen planus. Yang membuat sata stress adalah penyakit ini adalah penyakit autoimun yang tidak dapat disembuhkan. Walapun demikian saya tetap menjalani pengobatan untuk mengurangi gejalanya. Saya diberi obat prednisone yang sudah dijadikan bubuk untuk berkumur 3 kali dalam sehari. Dosisnya mulai dari 10 mg sampai 20 mg. setelah sekitar sebulan menggunakan topical prednisone ini mulut saya mulai mengalami jamuran dan saya harus menkonsumsi obat jamur mulut selama 2 minggu.

Karena gejalanya tidak berubah, dokter meminta saya untuk menggunakan obat itu secara oral 3 kali sehari senbanyak 20 mg sekali minum. Dalam waktu kurang dari 1 minggu gejalanya berkurang secara drastis tetapi luka bekas lepuhan masih ada dan lambung saya bermasalah. Akhirnya saya diberi obat maag tetapi tetap mengkonsumsi prednisone dengan dosis yang sama. Setalah 20 hari saya mulai merasa kelelahan, muncul benjolan hitam yang banyak di tubuh saya, kegiatan fisik yang biasanya sangat ringan membuat jantung saya berdegup kencang dan pandangan saya menjadi gelap. 2 hari kemudian betis saya mulai sering kejang walaupun tidak dipakai untuk berjalan.

Saya mengkomunikasikan hal itu dengan dokter yang menangani saya dan dokter menyangsikan jika itu adalah efek samping prednisone dan menyarankan saya untuk kosultasi ke dokter kulit. Setalah melihat gejala di kulit saya dan mendengarkan knonologis penyakit saya dokter kulit inipun menyatakan bahwa lichen planus yang saya alami sudah bukan hanya di rongga mulut saya, tetapi sudah muncul di kulit dan saya disarankan untuk tetap melanjutkan penggunaan prednisone.

Dalam kebingungan dan keputusasaan saya mencari informasi tentang efek samping prednisone (kortikosteroid). Betapa takutnya saya setelah membaca cukup banyak artikel tentang obat ini dan hampir semua gejala yang saya alami merupakan gejala efek samping dari obat ini. Sayapun mencoba berdiskusi dengan dokter spesialis penyakit dalam lewat aplikasi Alodoc. Setelah mendengar penjelasan dan melihat gamber gejala yang saya tampilkan, sang dokter meyakinkan saya bahwa kemungkinan besar saya mengalami efek samping penggunaan kortikosteroid dosis tinggi dan meminta saya untuk segera menemui dokter yang menangani saya untuk mempertimbangkan penurunan dosis secara tepat guna menghindari efek samping yang lebih parah dan sekaligus gejala putus obat kortikosteroid.

Mungkin karena stress atau karena mengkonsumsi kortikosteoid, lambung saya semakin parah, yang menyebabkan tenggorokan dan telinga saya sakit. Dokter spesialis THT menyatakan bahwa kerusakan itu disebabkan karena asam lambung dan saya harus konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam. Selama beberapa minggu saya bolak-balik rumah sakit 3 kali dalam seminggu untuk konsultasi dengan dokter berkaitan dengan penyakit yang saya alami. Di samping ke RS saya juga berkonsultasi dan berobat dengan psikiater selama hampir 1 bulan.

Semua upaya ini secara simultan sedikit memberi perubahan tetapi dengan mengkonsumsi obat yang sangat banyak, dan risiko ketergantungan beberapa jenis obat. Semuanya itu membuat saya semakin stress. Berat badan saya menyusut sekitar 8 – 10 Kg dalam bebrapa bulan sampai ada teman yang menyarankan saya untuk melakukan pengobatan tradisional.

Bermacam-macam obat, baik yang diberikan oleh dokter maupun obat yang saya temukan di internet talah saya coba tetapi tidak memberikan hasil yang baik. Sayapun memutuskan untuk mengunjungi tempat pengobatan tradisional tersebut.

Sesampainya di sana, sang tabib memeriksa keadaan Kesehatan saya lewat kuku saya dan gejala yang muncul di rongga mulut saya. Beliau mengatakan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan. Akhirnya saya memutuskan untuk menjalani pengobatan di tempat itu. Dalam waktu sekitar 2 minggu luka di mulut saya sembuh, warna merah juga menghilang hanya tinggal garis putih pada bagian tepinya tetapi tidak berasa sakit lagi. Sekarang saya sudah bisa mengkonsumsi makanan panas dan berat badan saya juga mulai naik Kembali.

 

PUSAT PENGOBATAN TRADISIONAL PELAYANAN KASIH

Awal saya mengunjungi tempat ini, di benak saya tempat ini hanya sebuah tempat memeriksakan Kesehatan biasa, yang Jika ditemukann penyakit pada orang yang memeriksakan diri maka akan diberi ramuan dan pasien meramu obatnya sendiri di rumah masing-masing.

Apa yang saya perkirakan ternyata salah karena obat atau ramuan yang harus dikonsumsi oleh pasien adalah obat siap minum yang sudah diramu dan dimasak di tempat itu. Pasien hanya membawa wadah untuk mengambil dan mengkonsumsi di rumah masing-masing sesuai anjuran sang tabib. Setelah kali kedua saya memeriksakan diri di tempat itu saya semakin kagum karena di tempat tersebut terdapat cukup banyak pasien yang menjalani rawat inap di bawah pengawasan sang tabib, yang Bernama Joni Kause. Pusat pengobatan ini terletak di Desa Oeletsala, Kabupaten Kupang.

Berdasarkan penuturan semua pasien rawat inap setiap hari ada doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Joni kause selaku tabib di tempat itu. Mereka secara Bersama-sama mendoakan kesehatan mereka serta orang-orang yang berobat jalan di tempat itu karena semua pasien, baik yang rawat inap maupun rawat jalan, mencatat nama mereka di sebuah buku khusus pasien.

Banyak sekali orang yang berobat di tempat ini mulai dari masyarakat biasa sampai pejabat, dengan penyakit-penyakit biasa sampai penyakit berat, bahkan penyakit yang sulit dijalaskan secara medis. Yang luar biasa adalah banyak pasien yang berobat ke sana dalam keadaan yang cukup parah, yang membuat dokter di tempat mereka berobat sebelumnya angkat tangan, bahkan menurut para pasien dokterlah yang merekomendasikan mereka untuk berobat di Pusat Pengobatan Pelayanan Kasih ini. Bapak Jonipun mengaminkan hal itu tetapi dengan ketulusan berkata: “saya hanya berusaha mengobati, tetapi iman masing-masing orang yang menyembuhkan, dan Tuhan mampu menyembuhkan penyakit yang mustahil disembuhkan sekalipun”. Yang lebih luar biasa lagi adalah tidak ada patokan tarif pengobatan yang diwajibkan. Masing-masing pasein memberi dengan kerelaan mereka sendiri.

Tempat pengobatan ini hampir sama seperti rumah sakit, bedanya adalah ruang dan Gedung pengobatannya berbeda jauh dari rumah sakit, tetapi suasana keabraban para pasien sangat dalam, bahkan seperti satu keluarga. mereka melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci, dan sebagainya secara Bersama-sama. Secara fisik mereka diobati tetapi secara psikis mereka saling menguatkan dan saling mendoakan.

Tabib di tempat ini (Bapak Joni Kause) tidak pernah menjalani Pendidikan medis, tetapi berdasarkan penuturannya karunia ini diberikan Tuhan kepada beliau untuk bisa mempraktekan iman kepada Tuhan dan kasihnya kepada sesama. Tanpa bertanya asal dan agama semua orang dilayaninya dengan suka cita. Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang petani, Ayah dua orang putri ini mendedikasikan hidupnya sejak tahun 2005 untuk melayani orang-orang sakit di rumahnya. Rumah kecil yang reot, tetapi cukup banyak orang yang untuk sementara waktu belum bisa diterima untuk menjalani rawat inap di tempat ini karena kurangnya ruang tidur, bahkan beberapa pasien ditempatkan di rumah tetangga atau saudara sang tabib desa ini ketika menjalani rawat inap karena keadaan pasien yang sudah memprihatinkan.

 

Rumah Pengobatan Pelayanan Kasih Oeletsala

 

 

 

 

Perjalanan penyakit salah satu pasien yang mengalami bengkak dan abses di bagian pipi sampai dagu

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemeriksaan pasien yang dilakukan oleh Bapak Joni karena pasien tidak bisa duduk ataupun berdiri

Keadaan pasien setelah beberapa hari dirawat jalan

 

Pasien rawat inap yang sedang antri untuk pemeriksaan dan pengobatan rutin

 

 

 

 

 

 

 

Penyiapan obat yang harus dikonsumsi oleh pasien

Pembagian dan penyerahan obat kepada pasien dalam wadah yang dibawa oleh pasien